RINDU BUTA ITU SEMU

مشتاق تريم
2 min readOct 24, 2020

--

Berawal dari rasa kagum dengan apa yang telah dilihatnya, lalu menuju akal dan sering memikirkannya … seolah — olah banyangnya bergentayangan dimana — mana. Kemudian hati meronta — ronta, tak terkendali oleh akal dan raga … ingin bersegera berjumpa katanya. Astaghfirullooh … itu jalan yang keliru teman,

Semakin hari semakin bersemi segala benih — benih yang mengakar ke bumi, “tidakkah kau dapat mengakhiri?”, iyah … ku katakan sekali lagi, ini hal yang salah kawan …

Hening sepi yang kau miliki setiap hari, disaat kau tak mengenal arti kata yang senantiasa mengusik diri, benar!, kau candu akan hal — hal baru yang telah kau miliki …

Tidakkah kau ingat, ketika kau raih tangan sang malaikat tanpa sayapmu pertama kali. Dia telah lebih dulu dikaruniai segala cinta kasih yang begitu besar dibandingkan cinta semu yang baru kau temui. Rindunya yang tak bertepi, yang selalu menginginkan dirimu tersenyum dalam tiap dekapannya sepanjang hari. Terlebih — lebih dalam setiap bait — bait do’anya yang dibarengi dengan tangis setulus hati.

Apakah kau masih belum mengingatnya?, kau akan terus mendahului kesemuan yang kau anggap lebih berwarna dan takkan sirna dengan segala pengorbananmu untuk senantiasa setia hingga … ahh, sudahlah …

Sungguh ku tak dapat melanjuti ketikanku ini, sebab ku rasa akan membuat para hati menjadi lebih sedih, yah … semoga kau mampu mengerti dengan apa — apa yang lebih dulu hadir tak lekang waktu, in sya Allah kau kan segera memahami …

Baiklah, bismillaah … jangan kau turuti hawa nafsu yang begitu kekanak — kanakan itu, mari buat semuanya lebih pasti terkendali, sampai kau tak lagi melibatkan jiwa ragamu untuk merajut rerinduan yang tak bermata dan penuh fatamorgana … ku yakin kau mampu melewati hari — harimu dengan segala Karunia Ilahi Robbi.

_salam.nasehat.lusuh_

--

--