مشتاق تريم
2 min readMar 6, 2021

SADAR & SABAR ITU MIRIP TAPI BEDA, LOH?

“Lebih baik mana,Sabar atau Sadar?”

mari kita buktikan …

dari contoh cerita fiksi dibawah ini ^^

Short Story “RELA” (fiksi)

Fulan adalah seorang yang sangat mencintai hidupnya. Setiap hari dia tak pernah menyia — nyiakan waktunya. Suatu hari dia mengalami cobaan yang begitu berat baginya. Ia kehilangan uang sebanyak 1 miliar yang selama 10 tahun ia kumpulkan dari hasil kerjanya sebagai dosen. Niatnya hendak menunaikan ibadah hajji tahun ini, akan tetapi taqdir berkata lain. Cobaan ini disambutnya dengan rasa syukur penuh ketabahan, “mungkin Allah ingin aku lebih serius lagi dalam berbenah niat dan usaha, mungkin Allah ingin menguji ketulusan hati ini, mungkin Allah ingin menaikkan derajatku lebih tinggi lagi”, ungkapan hati si fulan dibarengi senyuman tangis kerelaan. Kini dia harus memulainya kembali dari nol demi cita — cita mulianya mencapai baitullah. ***

Nah … kisah diatas disebut orang yang “sabar”, sebab ketika dia diberi cobaan, qolbnya menerima dengan lapang dada dan memuji Allah yang dibarengi prasangka baik. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hambanya?, kalimat itulah yang menjadi salah satu senjata ampuh motivasi diri. bisa difahami kan? …

next …

Short Story “UJIAN” (fiksi)

Ada sebuah desa terpencil diudut gunung yang jauh dari keramaian kota. Hiduplah seorang anak kecil bersama ibunya digubuk tua. Hari — hari mereka dipenuhi dengan air mata dan derita. Seolah — olah hanya mereka makhluk termiskin didunia. Suatu malam sang anak merengek minta makan, namun apa daya sang ibu tak memenuhi pintanya. Disebabkan rasa tak mampunya. Akhirnya sang ibu nekat hendak meninggalkan anaknya dan pergi jauh menjelajahi hutan belantara. Akan tetapi, ia mengurungkan niat buruknya itu. Hari demi hari hidupnya semakin terpuruk, hingga ia merasa kesal dan marah yang terus menggerogoti fikirannya. “sudahlah lebih baik aku naik ke ujung gunung itu saja lalu …”. “ibu … kita punya Allah”. sontak air mata berlinang dengan cepatnya. Ia tertegun dengan kalimat yang barusan saja dilontarkan sang anak mungil dihadapannya. Suasana heningpun menyelimuti dirinya. Ia tersadar bahwa dirinya telah untuk mengadukan deritanya pada sang maha kuasa. Bertahun — tahun hidup susah dan semakin sengsara dengan keegoisan dirinya. Mengapa dia baru menyadarinya?, sebab ketidak relaannya yang terus bertahta didalam hati dan fikirannya. ***

Well, inilah yang dinamakan “sadar”. Ketika mendapatkan cobaan bukan mendekat kepada Allah malah lupa. Ketika sudah tak tahan baru menyadari bertumpang kesah pada Allah Ta’alaa.

Jadi, antara SABAR dengan SADAR itu mirip tapi berbeda. Beda dari makna dan juga huruf tengahnya. Kurang lebih demikian.

Ok. bila sobat memiliki paradigma yang berbeda, mari bertukar fikiran. please comment in down.

حريم بنت فلان شربون